PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2015
|
PENELITIAN EKSPERIMEN
Mata Kuliah : Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Drs. Sumaji, M.Pd / Uki Suhendar,
S.Pd
Kelompok VI
Moh.Haris Al Asad (12321547)
Majida Nafisa (12321563)
Dyah Ayu Yogi A (12321568)
Marlina Ayu
A.P. (12321573)
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam melakukan penelitan banyak
sekali pilihan metode yang dapat digunakan. Namun tidak semua metode cocok digunakan,
metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian. Salah satu metode
yang dapat digunakan dalam penelitia adalah metode eksperimen. Terutama dalam
penelitian pendidikan, salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode
penelitian eksperimen.
Untuk dapat melaksanakan suatu
eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang
berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan
variabel, karakteristik, tujuan, langkah-langkah penelitian, serta validitas
dalam penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami
mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini yang berjudul “Penelitian Eksperimen” akan
dibahas mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di
dalamnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian penelitian
eksperimen ?
2. Apa saja variabel dan subyek
penelitian eksperimen?
3. Bagaimana tujuan penelitian eksperimen?
4. Bagaimana karakteristik penelitian
eksperimen ?
5. Apa saja jenis penelitian eksperimen
?
6. Bagaimana langkah-langkah penelitian
eksperimen ?
7. Bagaimana validitas penelitian eksperimen ?
8. Bagaiman kelebihan dan kekurangan
penelitian eksperimen ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian penelitian
eksperimen.
2. Menjelaskan variabel dan subyek
penelitian eksperimen.
3. Menjelaskan tujuan penelitian
eksperimen.
4. Menjelaskan karakteristik penelitian
eksperimen.
5. Menjelaskan jenis penelitian
eksperimen.
6. Menjelaskan langkah-langkahpenelitian
eksperimen.
7. Menjelaskan validitas penelitian
eksperimen.
8. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan
penelitian eksperimen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penelitian Eksperimen (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-experimen.html )
Penelitian
eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab
pertanyaan. Penelitian eksperimen, tentu saja dimaksudkan untuk menguji suatu
hipotesis. Karena itu, setelahnya masalah dibatasi dengan tegas, peneliti perlu
mengembangkan hipotesis yang akan di ujinya. Dalam pengujian dimaksud hipotesisnya boleh jadi
bisa diterima tapi bisa juga ditolak. Diterima atau ditolaknya hipotesis itu,
tergantung pada hasil observasi terhadap hubungan variabel pada objek
eksperimen. (http://sucifitrianti.blogspot.com/2013/10/makalah-penelitian-eksperimen.html)
Menurut Hadi (1985) penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap perilaku individu yang
diamati yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi.
Menurut
Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan
menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium.
Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling
banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium. Selain itu,
penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal
ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
a) metode
pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di
dalam keadaan yang tidak biasa;
b)
penelitian dasar dengan tujuan
menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli
dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap subjek penelitian dan menguji hipotesis tentang
ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain atau
yang sama sekali tidak diberikan tindakan dengan kondisi yang terkendali.
2.2 Variabel
dan Subyek Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen memiliki khas yaitu
menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan
menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Variabel penelitian pada dasarnya segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Hats dan Faraday (1981) variabel didefinisikan sebagai
atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-eksperimen.html)
Dalam penelitian eksperimen dikenal tiga
kelompok variabel yaitu variabel eksperimen (variabel yang diberikan
treatment/tindakan), variabel kontrol atau pembanding dan variabel luar
(extraneous variabel) yaitu variabel pengganggu yang sulit untuk diprediksi dan
dikendalikan tetapi mempengaruhi hasil penelitian. (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-eksperimen.html)
Eksperimen dimulai dengan mengembangkan
hipotesis hubungan sebab-akibat anatara variabel terikat dan variabel bebasnya.
Selanjutnya dilakukan berturut-turut pengukuran nilai (kualitas) variabel
terikatnya (pretest), mengenakan perlakuan (kondisi pengubah nilai) terhadap
variabel bebasnya, dan mengukur kembali nilai variabel terikatnya (posttest)
untuk melihat ada tidaknya perubahan nilai.
Masalah pokok dalam melaksanakan
eksperimen adalah menjaga kondisi eksperimen sedemikian sehingga tidak ada
faktor lain yang sempat menyertai jalannya eksperimen yang dapat mengacaukan
atau mengaburkan pengukuran hasil penelitian (posttest). Dalam penelitian
pendidikan, variabel yang bisa dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis
penguatan, pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar dan ukuran
kelompok belajar. Variabel terikat juga diacu sebagai variabel kriteria atau
variabel pengaruh dari hasil studi. Perubahan atau perbedaan dalam kelompok
dipercaya sebagai suatu hasil manipulasi variabel bebas.
Suatu
penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi. Untuk
penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen.
Homogenitas populasi ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel dan
perlakuan yang hendak diberikan. Jika upaya homogenitas ini dicapai secara
maksimal, maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian. Homogenitas
subyek penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri populasi, diantaranya :
1. Aspek
tempat atau geografis, merupakan tempat tinggal subjek (provinsi, kabupaten,
sekolah).
2. Aspek
subjek sendiri, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, dll.
3. Aspek
sosial, yang mencakup kelas sosial, keluarga, dan lingkungan sosial.
Penelitian
biasanya dilakukan terhadap sampel, yaitu sebagian dari populasi. Subjek penelitian
yang menjadi sampel seharusnya representatif populasinya. Kerepresantatifan
sampel dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Jumlah
sampel
Jumlah sampel
merupakan banyaknya kelompok sampel yang dibutuhkan dalam suatu eksperimen. Jumlah sampel ini
ditentukan oleh desain eksperimennya. Contohnya, jika suatu eksperimen
dilakukan untuk melakukan komparasi dua macam perlakuan misalnya pemberian
pelatihan keterampilan sosial pada satu kelompok, dan tidak ada perlakuan pada
kelompok lain, maka jumlah sampel yang dibutuhkan ada dua (kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol). Dalam suatu eksperimen yang lain, dapat saja komparasi
dua macam perlakuan itu dilakukan terhadap satu sampel. Dengan demikian jumlah
sampel sangat bergantung pada desain penelitian.
b. Besar
anggota sampel
Besar anggota sampel dalam
eksperimen tidak ditentukan oleh besarnya populasi, tetapi ditentukan oleh kekuatan
pengaruh perlakuan dari studi-studi sebelumnya. Suatu perlakuan yang memiliki
pengaruh yang kuat pada perubahan variabel terikat (perilaku) berdasarkan studi
atau penelitian terdahulu diperlukan anggota sampel yang relatif lebih sedikit,
dan semakin lemah pengaruh suatu perlakuan pada variabel terikat dibutuhkan
anggota sampel yang relatif lebih banyak.
c. Teknik
pengambilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian
eksperimen dapat dilakukan dua teknik, yaitu sebagai berikut :
1)
Random
Random merupakan teknik pengambilan
sampel yang didasarkan atas probabilitas bahwa setiap unit sampling memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Ada beberapa teknik random
yang dapat digunakan dalam menetapkan anggota sampel sebagai berikut :
a)
Random sederhana (simple random),
dilakukan dengan memilih setiap individu yang menjadi sampel secara random.
Biasanya dilakukan dengan undian.
b)
Pemilihan urutan nomor (random ordering)
yaitu pemilihan anggota sampel atas dasar urutan nomor unit sampling. Yang
dipilih sebagai sampel dapat ditetapkan atas dasar nomor genap saja atau nomor
ganjil saja atau kelipatan angka tertentu sehingga jumlah anggota sampel yang
dibutuhkan terpenuhi.
c)
Random berdasarkan tabel. Random
berdasarkan tabel yaitu penentuan anggota sampel secara sistematis yang
dilakukan dengan hanya memilih individu pertama saja yang dipilih secara random
sementara invidu berikutnya terpilih menurut aturan yang ditetapkan berdasarkan
tabel random.
d)
Seleksi komputer, yaitu penentuan
anggota sampel berdasarkan nomor random yang diprogram di komputer.
2) Non
random
Non random
disebut juga sampel non probabilitas. Teknik pengambilan sampel tidak dengan
random tetapi dengan pertimbangan tertentu. Jika dalam pemilihan anggota sampel
dilakukan dengan tidak cermat, cara non random ini tidak dapat memperoleh
sampel yang representatif.
Sesuai dengan
sifatnya, penentuan sampel non random memiliki banyak kesulitan dalam mencapai
keadaan yang representatif karena dimungkinkan banyak bias yang terjadi secara
sistematis yaitu dimungkinkan ada unsur kesengajaan dari peneliti. Jika teknis
ini terpaksa dilakukan dalam penelitian eksperimen maka peneliti haruslah
melakukannya secara hati-hati.
2.3 Tujuan
Penelitian Eksperimen (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-eksperimen.html)
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk
meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok
tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.
Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem
solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada
siswa SMP atau untuk menguji hipotesis
tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan
metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment,
dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi
yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak
terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang
dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat
signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika
dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
2.4 Karakteristik
Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian
eksperimen antara lain: (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-experimen.html)
a) Variabel
bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi
variable adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan
ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka untuk
memperoleh perbedaan efek dalam variable yang terkait.
b) Variabel
lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut
Gay (1982), control is an effort on the
part of researcher to remove the influence of any variable other than the
independent variable that ought affect performance on a dependent variable.
Dengan
kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh
variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variable terkait. Dalam
pelaksanaan eksperimen, grup eksperimen dan grup kontrol sebaiknya diatur
secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
c) Observasi
langsung oleh peneliti
Tujuan
dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan
mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara
dua grup.
Karakteristik yang selalu ada dalam
penelitian eksperimental adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara
terencana dilakukan oleh peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai
arti yang negatif, seperti yang terjadi diluar konteks penelitian. Yang
dimaksud dengan manipulasi dalam hal ini,
menurut Sukardi (2003), yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh
seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan
secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik
penelitian eksperimen, yaitu : (http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
1. Variabel-variabel
penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
2. Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base
line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
3. Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
4. Validitas
internal (internal validity) mutlak
diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah
manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan.
5. Validitas
eksternalnya (external validity)
berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan
pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua
variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Menurut
John W. Creswell (2008) sebelum melakukan penelitian eksperimen, kita harus
memahami karakteristik yang ada pada penelitian eksperimen, yaitu: (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-eksperimen.html)
1.
populasi
dipilih secara acak;
2.
memiliki
variabel kontrol;
3.
treatment (tindakan);
4.
hasil
dapat diukur dengan instrument penelitian;
5.
membandingkan
kelompok variabel;
6.
validitas
terukur.
Tiga unsur penting yang
harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a)
Variabel kontrol,
Variabel
kontrol adalah inti dari metode eksperimen, karena variabel kontrol inilah yang
akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yang
terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan.
b)
Manipulasi,
Dalam
penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan
kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda.
c)
Pengamatan.
Setelah
peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, harus mengamati untuk menentukan
apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
·
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain
:
1) Manipulasi
Variabel
Bila kita melakukan eksperimen, maka
secara sengaja kita mengintervensi terjadinya hubungan kausal. Situasi
(variabel bebas) yang diasumsi sebagai penyebab munculnya gejala (variabel
terikat) secara sengaja dimaniulasi variabel itu dilakukan dengan menempatkan subjek
pada situasi tersebut, dan mencegah kemungkinan munculnya faktor lain yang
dapat mencemari situasi itu.
2)
Kontrol
Kesimpulan
tentang hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat dengan
valid, bila dilakukan pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel
terikat. Pengontrolan ini menggunakan apa yang disebut ctengan kelompok
kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan kelompok kontrol sarna dengan kelompok
eksperimen. Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimen diberi
perlakuan (treatment), sedangkan pada kelompok control tidak ada perlakuan. Dengan
demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu
dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.
3) Penugasan
Random
Dalam konteks
eksperimen, perandoman dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu dalam memilih subjek
yang menjadi sampel (pemilihan random atau random selection), dan dalam menugaskan
setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salah satu dari kelompok eksperimen
atau kelompok kontrol, yang disebut dengan penugasan random alau random
assignment. Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yang menjadi
sampel itu representatif terhadap populasi. Adapun fungsi penugasan random
adalah agar sebelum pelaksanaan eksperimen, baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol keadaannya sama (homogen), sehingga bila setelah eksperimen terjadi
perbedaan pada kedua kelompok itu, perbedaan yang terjadi adalah pengaruh dari
perlakuan.
4) Treatment
(Perlakuan)
Eksperimen pada intinya sama dengan observasi.
Perbedaan antara keduanya terletak pada objek yang diamati. Pada observasi yang
bukan eksperimen, objek yang diamati telah ada, sedangkan pada eksperimen objek
yang diamati itu diciptakan situasi munculnya oleh peneliti. Memunculkan objek
pengamatan itu adalah melalui perlakuan atau treatment.
Rancangan
Penelitian Eskperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti.
Rancangan penelitian eksperimen terdiri dari :
(a) Preexperiments
Pra Eskperimen adalah penelitian
eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol,
serta pengambilan respondin tidak dilakukan randomisasi. Disebut
preexperiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-sungguh.
Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu ukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak
adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
Dalam penelitian ini, kelompok diberikan tes awal sebelum perlakuan
eksperimental. Setelah treatment selesai, tes akhir diberikan
untuk melihat prestasi. Efektivitas perlakuan pembelajaran diukur dengan
membandingkan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. Ketika ternyata bahwa skor
rata-rata tes akhir secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata tes
awal, maka disimpulkan bahwa perlakuan pembelajaran efektif.
Dalam
preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut:
1)
Studi Kasus Bentuk Tunggal (One-shot
Case Study)
Jenis
one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran
dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. Dimana dalam rancangan penelitian ini terdapat suatu
kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya
(treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel
dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya. Dalam penyelenggaraan
rancangan ini subjek disajikan dengan beberapa perlakuan, hanya tidak terdapat
kelompok pembanding dan tanpa skor tes awal.
Adapun bagan dari one-shot case
study adalah sebagai berikut:
Dengan
X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian
pengukuran atau pengamatan.
Bagan
tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi
perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh:
Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
2)
Tes Awal - Tes Akhir Kelompok Tunggal
( The One Group Pretest – posttest)
Dalam rancangan ini, pengaruhatau efek suatu tritmen
diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan posttes. Kalau pada
rancangan “a” tidak ada pretest, maka pada rancangan ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Bentuk bagan desain tersebut adalah
sebagai berikut:
Pengaruh
perlakuan: O1 – O2.
Desain
ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran
perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis
(tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat
mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika
dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument
penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan
apapun.
3)
Perbandingan Kelompok Statis ( The
Static Group Comparison Design)
Pada rancangan ini membandingkan suatu kelompok yang
menerima tritmen eksperimental dengan kelompok lainnya yang tak mendapat
tritmen.
Pada
rancangan ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan)
dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Masalah
yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap
subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara
acak.
Adapun bagan desain penelitian ini
adalah sebagai berikut:
O1:
hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu
grup yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh
perlakuan: O1 – O2.
Ketiga
bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan
banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian menjadi rendah.
(b) True
Experiment
True Experiment Design adalah
penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan
sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok studi dilakukan
intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
Disebut
sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian)
menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut
Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan
sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan
grup kontrol yang tidak diberi perlakuan.
True
experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random
dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti
ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel.
Berikut jenis
penelitian yang termasuk dalam true experiments:
1.
Rancangan Secara Acak dengan Tes dan
Kelompok Kontrol (Posstest-Only Control Design )
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok
lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Nilai tes akhir menjadi digunakan untuk mengukur hasil perlakuan. Rancangan
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
2.
Rancangan Secara Acak dengan Tes Awal
dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol ( The Pretest - Posttest
Control Goup Design)
Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Bagan dari desain penelitian
tersebut adalah sebagai berikut.
Pengaruh
perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).
3.
Rancangan Secara Acak Empat Kelompok
Solomon ( The Solomon Four Group Design )
Dalam rancangan ini, dimana salah satu dari empat kelompok
dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak.
Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi
perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttes.
(c) Factorial
Design
Desain merupakan modifikasi dari design true
experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara
random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan untuk penelitian
dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.
(d)
Quasy
Experiment
Quasiexperiments disebut juga
dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental
design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol
tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol
atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan
eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
2.6 Langkah-Langkah
Penelitian Eksperimen (http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian
eksperirnen dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut :
1.
Melakukan kajian secara induktif yang
berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.
Mengidentifikasi dan mendefinisikan
masalah.
3.
Melakukan studi literatur dan beberapa
sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel,
dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4.
Membuat rencana penelitian yang
didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen.
b) Menentukan
cara mengontrol.
c) Memilih
rancangan penelitian yang tepat.
d) Menentukan
populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian.
e) Membagi
subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f) Membuat
instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh
instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g) Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5.
Melaksanakan eksperimen.
6.
Mengumpulkan data kasar dan proses
eksperimen.
7.
Mengorganisasikan dan mendeskripsikan
data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8.
Menganalisis data dan melakukan tes
signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap
signifikasi hasilnya.
9.
Menginterpretasikan basil, perumusan
kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan
Suatu
eksperimen mempunyai kostribusi yang berarti bagi pengembangan pengetahuan. Kata
validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian
bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan
kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria
tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan
yang harus dipertimbangkan, antara lain:
(1) internal
validity,
(2) eksternal
validity,
(3) statistical
conclution validity,
(4) construct
validity
Dalam
setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal
mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan
Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara
lain: history, maturation, testing, instrumentation, selection, statistical
regretion, experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a)
history
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat
mempengaruhi validitas penelitian eksperimen yang disebabkan oleh adanya
interaksi antar individu.
(b) maturation
Beberapa
perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam
kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.
Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
(c) testing
Proses
pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasil
eksperimen.
(d) instrumentation
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi
dengan standar yang berlaku.
(e) selection
Peneliti
kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan
dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) statistical regretion
Peneliti
kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian
menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) experiment mortality
Dalam
penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang
diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan
situasi pengetesan saat tertentu.
Selain
dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas
eksternal, antara lain:
a) interaction
of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden
lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen
mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si
responden tersebut akan menjadi bias.
b) interaction
of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekakan
agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
c) interaction
of selection and treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat
generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka
telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
d) interaction
of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment
yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian
interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang
dilakukan.
e) interaction
of history and treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan
berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Selanjutnya,
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum yang
dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
(a) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk
memilih orang, setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar
generalisasi menjadi lebih baik.
(b) Membuat agar grup individu, manusia ataupun
settingnya dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak
dapat digunakan.
(c) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan
agar memperoleh satu grup modal populasi.
(d) Menggunakan terget populasi yang spesifik
(individu, seting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin dicapai.
Dalam
setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang
internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat
dihindari.
2.8 Kelebihan
dan Kekurangan Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan
penelitian lainnya.
1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat
pada variabel-variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang
sedang di amati.
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi.
Penelitian eksperimen dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga
tidak membutuhkan banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen. Suatu
eksperimen yang diketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan
yang tidak terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen
2.9 Contoh
Penelitian Dengan Metode Penelitian Eksperimen
Latar
Belakang
Sejak diberlakukan, Undang-undang
RI No 20 tahun 2003 yang ditindak lanjuti tingkat satuan pendidikan, maka sejak
itu sekolah diberi otonomi untuk mengembangkan sendiri kurikulumnya. Berkenaan
dengan itu pemerintah memberikan wewenang penuh kepada BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) untuk menjalankan standar pendidikan (standar isi, standar
proses, standar penilaian, standar prasarana).
Khusus untuk guru diberi
kewenangan pada standar isi, standar proses, standar prasarana, standar
penilaian. Standar isi termasuk di dalamnya materi, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar. Pada standar proses dijelaskan mengenai silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Standar penilaian dijelaskan tentang jenis dan
tekhnik penilaian. Standar prasarana menyangkut media dan sumber serta bahan
belajar.
Sejalan dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) diatas dalam implementasi KTSP khusus untuk SMK 2 dalam mata
pelajaran matematika ditetapkan KKM rata-rata 65 dengan pertimbangan intake,
daya dukung dan kompleksitas materi matematika. Namun sesuai data dari guru
matematika dalam tiga tahun terakhir, nilai ulangan semester kelas X
Busana sangat jauh dari standar KKM. berikut data rata-rata nilai ulangan
semester sebelum diadakan remedial :
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Semester
Kelas X Busana SMK Negeri 2
Bungoro
No
|
Tahun Ajaran
|
Nilai Rata-rata
|
1.
2.
3.
|
2008/2009
2009/2010
2010/2011
|
52
55
50
|
sumber : Guru mata
pelajaran Matematika
Berdasarkan dari data di atas pada data tiga tahun terakhir
tidak mencapai nilai rata-rata 65. rata-rata kelas yang pada tahun pelajaran
2008/2009 hanya 52, pada tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata kelas meningkat
namun belum mencapai standar KKM yang ditetapkan oleh sekolah sedangkan pada
tahun pelajaran 2010/2011 rata-rata nilai ulangan semester kembali menurun
yaitu hanya berada pada angka 50, keadaan demikian cukup memprihatinkan.
Penelusuran lebih lanjut yang peneliti lakukan melalui observasi
terhadap pembelajaran yang berlangsung pada kelas X Busana, dimana dari 30
siswa pada ulangan kompetensi pertama nilai yang didapat jauh dari standar KKM,
selanjutnya pada kompetensi yang ke-2 dari 30 siswa terdapat 5 orang siswa yang
mulai aktif mengikuti kegiatan pembelajaran misalnya, aktif bertanya,
mengerjakan soal dipapan. Setelah ulangan kompetensi yang ke-2 ternyata kelima
siswa tersebut mendapatkan nilai jauh di atas nilai standar KKM .
Dari data di atas akhirnya patut diduga bahwa penyebab nilai
rata-rata tidak mencapai KKM adalah peserta didik kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran khususnya matematika, oleh karena itu perlu dipikirkan
dan diterapkan berbagai upaya yang dapat mngaktifkan peserta didik dalam
pembelajaran matematika khususnya kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro. Penelitian Eksperimen matematika.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan model,
pendekatan, metode, strategi, taktik/ tekhnik pembelajaran matematika, melalui
penelitian pra eksperimen ini peneliti mencoba mengaktifkan peserta didik
dikelas dengan strategi pembelajaran aktif dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual, ditetapkanlah judul
“PERANAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X
BUSANA SMK NEGERI 2 BUNGORO”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan
masalah yang akan dikaji pada penelitian ini antara lain adalah :
- Seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek kognitif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
- Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek psikomotor sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
- Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek afektif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
- Seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam aspek kognitif sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
- Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek psikomotor siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
- Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek afektif siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dicapai berdasarkan rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek kognitif sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
- Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek psikomotor sebelumdan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
- Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek afektif sebelummenggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
- Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam aspek kognitif sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
- Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam aspek psikomotorik sebelum dan sesudah menfggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
- Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam aspek afektif sebelum dan sesudah menfggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang
akan dicapai setelah diadakannya penelitian ini adalah :
1.
Bagi peneliti
Menambah
wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan
penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran aktif
2.
Bagi pihak sekolah
Dapat
digunakan sebagai bahan masukkan untuk mengadakan variasi model pembelajaran
guna meningkatkan hasil belajar siswa
3.
Bagi siswa
Dapat
menambah semangat kerja sama antar siswa, meningkatkan motivasi dan daya tarik
siswa terhadap matematika.
BAB
III
Metode
Penelitian
Lokasi
Penelitian
Lokasi Penelitian di SMK Negeri 2 Bungoro Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah peserta didik kelas X Busana
SMK Negeri 2 Bungoro, jumlah populasi hanya ada satu kelas (30 peserta
didik)
2.
Sampel
Tekhnik Sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi
sampel juga merupakan populasi (peserta didik kelas X Busana SMK Negeri 2
Bungoro).
Variabel Penelitian
1.
Strategi pembelajaran aktif sebagai Variabel bebas atau indevendent (x)
2.
Hasil belajar matematika (kognitif, afektif, psikomotor) peserta
didik kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro sebagai Varibel tidak bebas
atau devendent (Y)
Defenisi Operasional Variabel
1.
Strategi pembelajaran aktif di defenisikan sebagai cara yang
digunakan oleh guru matematika di SMK Negeri 1 Bungoro Kec. Bungoro Kab.
Pangkajene dan kepulauan untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran dengan membagi siswa kedalam 4 – 5 kelompok
diskusi untuk.
2.
Hasil belajar peserta didik aspek kognitif dengan menggunakan
strategi pemelajaran aktif dalam pembelajaran diukur melalui tes pada proses
pembelajaran dan tes hasil belajar (pretes dan postes) matematika dalam bentuk
pilihan ganda yang terdiri dari 15 item kemudian dibandingkan dengan KKM yaitu
65.
3.
Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang
dicapai peserta didik setellah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan
strategi pembelajaran aktif, diukur melalui lembar observasi dan tes hasil
belajar dalam bentuk pilihan yang terdiri 15 item kemudian dibandingkan dengan
kategori penilaian sikap.
4.
Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang
dicapai peserta didik setellah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan
strategi pembelajaran aktif, diukur melalui lembar observasi dan tes hasil
belajar dalam essay tes yang terdiri 5 item, kemudian dibandingkan dengan
kategori penilaian aspek psikomotor.
Desain Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk Eksperimen (experiment designs) desain ini adalah “one group pretest-posttest “ yaitu desain
penelitian dengan melakukan observasi pertama (pretest) yang
memungkinkan peneliti menguji perubahan–perubahan (kognitif, afektif dan psikomotor)
yang terjadi pada observasi kedua (posttest ).Adapun
bentuk rancangan tersebut adalah:
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
01
|
X
|
02
|
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen .Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (O1) disebut Pretest, dan observasi
sesudah eksperimen (O2 ) disebut posttest.
Dan
dikembangkan menjadi :
K1 X K2
A1 X A2
Ps1 X Ps2
Keterangan
:
-
X : Perlakuan berupa pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif
-
K1 : Kemampuan Kognitif peserta didik sebelum
penelitian
-
A1 : Kemampuan afektif peserta didik sebelum
penelitian
-
Ps1 : Kemampuan Psikomotorik peserta didik sebelum
penelitian
Teknik Pengumpulan data
1.
Instrument penelitian
Untuk mendapatkan data
mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini digunakan instrument pada
ketiga aspek yaitu :
a)
Aspek Kognitif
Dengan menggunakan
tes hasil belajar peserta didik dalam bentuk tes objektif ( pilihan ganda
) yang dimana sebelum digunakan dalam penelitian, peneliti terlebih dahulu
melekukan analisis Butir soal. Dalam menganalisis butir soal peneliti
menganalisis secara kuantitatif dengan penekatan klasik yang menelaah dari
segi:
2.
Tingkat kesukaran
Dalam mengguji tingkat
kesukaran soal pretes dan postess digunakan rumus sbagai berikut:
Tingkat Kesukaran (TK)
= Jumlah siswa yang menjawab benar : jumlah siswa yang mengikuti tes (Depdiknas,
2008:9)
Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya
pembeda sooal digunakan rumus korelasi point biserial.
a.
Aspek afektif secara teknis dilakukan melalui dua hal
yaitu : laporan sikap dan pernyataan diri oleh peserta didik yang dilakukan
dalam bentuk tes objektif ( pilihan ganda ) yang terdiri dari 15 Nomer.
b.
Aspek psikomotorik dengan menggunakan tes hasil belajar tes
hasil belajar peserta didik dalam bentuk tes tertulis ( essay ) sebanyak 1
item.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Jenis data yang
didapatkan adalah data Primer yang diperoleh dari lembar observasi pemahaman
belajar siswa, peneliti atau guru.Data Primer yaitu
data yang langsung diperoleh dari subjek penelitian berupa
1.
Data skor hasil belajar
2.
Data hasil Observasi siswa dalam pembelajaran
b.
Sumber Data
1.
Guru SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2011
-2012 berupa data hasil ulangan semester sebelum dilakukan pengulangan.
2.
Siswa kelas X SMK Negeri 2 Bungoro berupa tes hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotor.
Teknik Analisa Data
Di dalam bukunya Sugiono (2010:21dan 84) menjelaskan bahwa
Penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya menggunakan statistik
deskriptif dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistik, oleh sebab itu
dalam hal ini peneliti tidak melakukan uji hipotesis dengan statistik
inferensial. Kebenaran hipotesis akan terlihat pada statistik deskriptif.
Statistik deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan
hasil belajar matematika. Data hasil belajar matematika tersebut dideskripsikan
dalam bentuk rata-rata, modus, median, standar deviasi, varians. Guna
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar matematika siswa
tersebut, maka dilakukan pengkategorian terhadap data hasil belajar dengan
mengacu pada pengkategorian nilai sesuai dengan standar nilai yang ditetap kan
di SMK 2 Bungoro yaitu siswa dinyatakan lulus jika nilai diatas 65.
Sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis
data tentang hasil obsevasi terhadap kegiatan siswa dan guru pada setiap
setiap pertemuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di
atas, dapat diperoleh simpulan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau
perlakuan terhadap subjek penelitian. Metode eksperimen merupakan metode yang
paling produktif karena jika dilakukan dengan baik akan dapat menjawab
hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Oleh karena
itu, penelitian yang sering dilakukan peneliti dalam dunia pendidikan adalah
penelitian eksperimen.
Dalam
penelitian eksperimen dikenal tiga kelompok variabel yaitu variabel eksperimen
(variabel yang diberikan treatment/tindakan),
variabel kontrol atau pembanding dan variabel luar (extraneous variable) yaitu variabel pengganggu yang sulit untuk diprediksi
dan dikendalikan tetapi mempengaruhi hasil penelitian. Karakteristik penelitian
eksperimen yaitu adanya manipulasi variabel, control, penugasan random, treatment (perlakuan).
Karakteristik
penelitian eksperimen antara lain manipulasi variabel, control, penugasan random,
treatment (perlakuan).
DAFTAR
PUSTAKA
